Sabtu, 19 Januari 2013

Aku,Kamu,dan Dia

Berawal di hari itu, sejak aku bertemu denganmu. Saat itu aku tak terlalu jelas melihat wajahmu, yang ku tahu namamu Alfin.
Aku tidak tahu kalau sejak itu CERITA TENTANG KITA di mulai.

Perkenalkan namaku Farollina Anindista.
Aku seorang mahasiswi di universitas swasta. Sekarang aku baru saja naik tingkat 2, memasuki semester baru.
Semester baru, kelas baru, teman baru, cerita baru.

(percakapan di BBM)
Rion : "Lin, main kesini dong"
Olin : "Yaudah sini jemput gue"
Di hari itu Rion mengajakku main kerumah Alfin. Rion, teman sekelasku. Dia teman dekatnya Alfin, aku mengenal Alfin darinya.

Di hari itu pertama kalinya aku main ke rumahmu, melihat dengan jelas wajahmu, berkenalan secara langsung. 

"Alfin".
"Olin".
Setelah jabat tangan itu, tiba-tiba suasana sepi, semua sibuk masing-masing. Aku merasa tidak dianggap keberadaannya. "Yaudah gue ke bawah ya, kasian Hanna dibawah sendirian", kataku yang mulai kesal. Aku mengajak teman dekatku Hanna, ikut ke rumah Alfin.
"Eh tunggu", seseorang mulai berusaha menahanku pergi. Ternyata itu Alfin. "Gue boleh minta pin lo?", kata Alfin yang berhasil membuatku duduk kembali di sebelahnya. Aku pun langsung memberinya nomer pin BB ku. Aku mulai melihat profile contact mu di hp. Statusmu, "Niyes". Yes, it's your girlf name. Aku tahu saat itu kamu sudah ada yang punya. 

"Awalnya hanya ingin main-main, sayangnya terhanyut, lalu menguasai, dan ingin memiliki, tapi akhirnya sakit hati..."


Sudah hampir sebulan kami dekat. Semua orang tahu KAMU PUNYA PACAR TAPI semua orang juga tahu KAMU dan AKU deket SEPERTI layaknya PACARAN.
Aku mulai merasa hubungan ini tidak pasti, tidak pasti kalau Alfin akan memilihku dari pada pacarnya. Aku mulai banyak berpikir, memikirkan hubungan ini. Aku memang bisa mengalihkan dunia mu dari tentangnya. Akulah orang ketiga di hubungan kalian, aku yang memaksa masuk di hidupmu dan hatimu. Tapi akhirnya harus aku yang keluar dari cerita cinta ini.

Esok harinya.
"Nay, itu yang makan sama lo kemarin siapa?", tanyaku pada Naya, teman sekelasku. "Oh itu teman gue, kenapa?", jawab Naya. "Bisa kali kenalin ke gue hehe", timpalku. "Namanya Angger la", sahut Naya. "oh Angger, suruh dia invite gue dong haha", jawabku.
Di benakku, mungkin ini cara agar aku bisa melupakan Alfin dan pergi dari hidupnya.

4 hari sudah aku jalan dengan Angger, selama dekat dengannya aku bisa lupa akan Alfin. Sayangnya Alfin menyadari kedekatanku dengan Angger. 

Dihari itu semua memuncak. Aku pergi ke rumah Alfin, disitu semua tercurahkan. Air mataku tak bisa di bendung lagi. Aku sadar bawah AKU SAYANG ALFIN, tapi aku tak tahu harus bagaimana. Semua sudah terjadi, Alfin sudah kecewa padaku. Di saat itu Alfin berjanji tidak akan menjauh dariku dan akan putus dengan pacarnya, karena dia juga sudah muak dengan sikap pacarnya selama ini. Tapi entah kenapa keputusan itu tidak membuatku senang. 

Keesokan harinya masih seperti biasa, aku dan Alfin masih baik-baik saja. Kami masih saling ber-contact ria. Tapi kedekatanku dengan Angger juga semakin intens. Alfin semakin kecewa dan kesal karna itu. Alfin memutuskan bersikap dingin padaku. Pada akhirnya kami jarang berhubungan. Hingga suatu hari aku menyadari kalau Alfin sudah mendelcont contact ku. 

Kabar terakhir yang ku dengar, Alfin sudah putus juga dengan pacarnya. 
Semua berakhir dan diantar aku, kamu, dan dia tidak ada yang saling bersama. Mungkin itulah keputusan yang paling tepat yang dipilih Alfin.

"tidak ada yang bisa menyayangi kamu, seperti aku menyayangi kamu.."







Tidak ada komentar:

Posting Komentar