Kamis, 24 November 2011

budaya organisasi

Pengertian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis).Buadaya organisasi sudah pasti kita lakukan setiap hari dalam kehidupan kita.  Kebudayaan dapat nampak dalam bentuk perilaku organisasi yang direfleksikan dalam sikap dan tindakan dengan ciri yang menonjol adalah adanya nilai-nilai yang dipersepsi, dirasakan,  dan dilakukan.
Cibson mendefinisikan sebagai berikut :
a. Mempelajari ; seperti observasi, pengalaman
b. Saling berbagi ; bisa di masyarakat, keluarga dll.
c. Transgenerasi ; kebiasaan yang diberikan dikeluarga, organisasi
d. Persepsi pengaruh ; seperti bagaimana seseorang menilai dunia
e. Adaptasi

Kotter and Heslett  mengungkapkan bahwa Budaya Organisasi muncul dalam dua tingkatan yaitu yang kurang terlihat berupa nilai-nilai yang dianut oleh anggota kelompok yang cenderung bertahan meskipun anggotanya sudah diganti. Karena nilai-nilai yang sukar berubah terkadang tidak disadari. Tingkatan yang lebih terlihat berupa pola gaya perilaku organisasi, dimana orang yang baru masuk terdorong untuk mengikutinya.

Robbins C memberikan sepuluh karakteristik sebagai pembeda Budaya Organisasi, yaitu :
1) Inisatif individu. Tingkat tanggung jawab, kebebasan dan independensi yang dipunyai individu.
2) Toleransi terhadap tindakan beresiko. Sejauh mana para pegawai dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko.

3) Arah. Sejauh mana organisasi tersebut menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan mengenai prestasi.
4) Integrasi. Tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara terkoordinasi.
5) Dukungan dari manajemen. Tingkat sejauh mana para manajer memberikan komunikasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka.
6) Kontrol. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai.
7) Identitas. Tingkat sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya ketimbang dengan kelompo kerja tertentu atau dengan bidang keahlian profesional.
8) Sistem imbalan. Tingkat sejauh mana alokasi imbalan (misalnya kenaikan gaji, promosi) didasarkan atas criteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dari seniorita, sikap pilih kasih dan sebagainya.
9) Pola-pola komunikasi. Tingkat sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi oleh khirarki kewenangan formal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar