A. Berbagai faktor yang memperbaiki keputusan beli
Seiring  dengan perkembangan teknologi, mulai bermunculan produk-produk baru.  Persaingan semakin seru, masuknya pendatang baru membawa angin segar  dalam kompetisi produk. Ketika pengiklan dihadapkan dengan kenyataan  yang ada, salah satu cara yang paling tepat adalah melakukan riset  perilaku konsumen untuk menciptakan iklan yang efektif. Tujuan  periklanan adalah membujuk konsumen untuk melakukan sesuatu, biasanya  untuk membeli sebuah produk. Agar periklanan dapat menarik dan  berkomunikasi dengan khalayaknya dalam cara tertentu sehingga membuahkan  hasil yang diinginkan, para pengiklan pertama-tama harus memahami  khalayak mereka. Mereka harus mengakrabkan diri dengan cara berpikir  konsumen dengan faktor-faktor yang memotivasi mereka dengan lingkungan  dimana mereka hidup.
Faktor-faktor yang memengaruhi
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian: 
- Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
- Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
- Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
- Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil.
- Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
B. Berbagai macam situasi pembelian
Pembeli bisnis akan menghadapi banyak keputusan dalam melakukan suatu  pembelian. Dan jumlah keputusan tersebut tergantung pada situasi  pembelian, dimana terdiri dari:
- Pembelian ulang langsung; adalah situasi pembelian dimana departemen pembelian memesan ulang secara rutin dan biasanya sering dilakukan pemesanan secara otomatis sehingga agen pembelian dapat menghemat waktu pemesanan ulang.
- Pembelian ulang yang dimodifikasi; adalah situasi dimana pembeli ingin memodifikasi spesifikasi produk, harga, syarat-syarat pengiriman, dan lainnya. Hal ini biasanya melibatkan keputusan tambahan antara pembeli dan penjual.
- Tugas-tugas; adalah situasi pembelian dimana seorang pembeli membeli suatu barang/jasa untuk pertama kali. Semakin besar biaya, semakin banyak keputusan yang akan diambil dan semakin banyak informasi yang dibutuhkan, sehingga semakin lama waktu untuk penyelesaiannya, yang akhirnya dibutuhkan tugas-tugas yang lebih banyak.
C. Struktur keputusan beli
Struktur keputusan dalam pembelian sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Keputusan membeli dalam strutur pembelian sesuatu produk, adalah sebagai berikut:
-keputusan tentang jenis produk
-keputusan tentang merek
-keptusan tentang bentuk produk
-keputusan tentang tempat penjualan
-keputusan tentang jumlah produk yang dibeli
-keputusan tentang waktu pembelian
-keputusan tentang cara pembayaran
-keputusan tentang jenis produk
-keputusan tentang merek
-keptusan tentang bentuk produk
-keputusan tentang tempat penjualan
-keputusan tentang jumlah produk yang dibeli
-keputusan tentang waktu pembelian
-keputusan tentang cara pembayaran
D. Tahap-tahap dalam proses pembelian
- Mengenali kebuthan
 konsumen akan membeli jenis apa barang atau produk dengan kebutuhan saat ini,sangat dsedikit konsumen yang membeli suatu produk untuk masa depan.konsumen lebih cenderung memuaskan dir untuk waktu sekarang di bandingkan waktu yang akan datang.
- Pencarian informasi
 dengan mencari informasi yang lebih dalam suatu produk,konsumen dapat menyingkat waktu .selain itu sumber daya yang di keluarkan konsumen lebih sedikit atau tidak memboroskan.
- Evaluasi alternative
 dengan melihat suatu nilai guna barang yang akan di beli sehingga konsumen dapat mengetahui tujuan suatu pembelian produk itu.
- Keputusan beli
 suatu perusahaan menyederhanakan suatu produknya,dengan begitu produk yang akan di konsumsi konsumen lebih mudah dan mudah di pahami konsumen.dengan begitulah perusahaan dapat mempengaruhi keputusan suatu konsumen.
- Tingkah laku pasca pembelian
 terkadang konsumen merasa bosan meskipun baru membeli suatu produk yang sebelumnya ia inginkan.untuk menghindari konflik seperti itu,sebaiknya konsumen menghindari iklan dari produk lain.yang akan dapat menimbulkan kebosanan sebelum memakainya.dengan begitu keharmonisan dengan produk baru di beli tetap terjaga dalam jangka waktu cukup lama.
E. Perilaku pembeli industrial
Pasar  industrial, pasar produsen atau pasar organisasional  (produsen,pedagang, pemerintah dan lembaga-lembaga nonprofit) adalah  kelompok organisasional yang membeli produk dan jasa untuk dijual  kembali atau diproses menjadi produk lain yang akan dijual untuk  kepentingan organisasinya.
Karakter Pasar Industrial:
Pada  umumnya, jumlah pembeli industrial relatif sedikit, tetapi volume  pembeliannya lebih besar dari pada volume pembelian pasar konsumen.  Pembelian barang yang dilakukan oleh pasar industrial adalah lebih  kontinyu (terus menerus secara periodik), timbal-balik (saling  mengadakan pembelian hasil produknya masing-masing)  dan melalui  syarat-syarat pembelian secara formal (dengan kontrak dan perjanjian  yang mengikat untuk pembelian tunai, kredit, ataupun leasing), dependent (umumnya banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor organisasi), dan melakukan pembelian dalam jangka panjang.
Organisasi Pembelian:
Organisasi  pembelian umumnya adalah profesional (ahli dan serius dalam bidangnya),  rasional (berorientasi pada tujuan), dan berpengalaman. Permintaan  organisasi secara keseluruhan adalah bersifat inelastis (tetapi tidak  elastis untuk organisasi individual) dan permintaan pembelian organisasi  bersifat turunan (derifat terhadap produk lain). Lokasi perusahaan  umumnya terkonsentrasi pada wilayah industrial, perdagangan (pusat  bisnis) atau perkantoran.
F. Proses keputusan beli industrian
Proses pembelian pada umumnya melewati beberapa langkah prosedural sebagai berikut:
- Penentuan kebutuhan
Penentuan   kebutuhan akan sesuatu barang merupakan usaha identifikasi persoalan   yang dihadapi (terutama oleh bagian produksi). Misalnya usulan pembelian   yang menjelaskan tentang spesifikasi barang, jenis, jumlah, dan waktu   yang diperlukan.
- Pengumpulan informasi
Informasi   (dari dalam maupun dari luar perusahaan) diperlukan untuk dipergunakan   sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi dari dalam terutama   diminta dari bagian produksi atau bagian teknis lainnya yang memberikan   penjelasan secara umum atau spesifikasi secara khusus.
Informasi   dari luar (dari pemasok, konsultan atau para ahli) dikumpulkan untuk   menjelaskan tentang produk, proposal barang yang akan ditawarkan,   kualifikasi pemasok serta persyaratan negosiasi yang diperlukan.
Pengumpulan   informasi produk dilakukan secara inspeksi (memeriksa) menyeluruh atau   diambil dari sebagian produk sebagai sampel atau contoh (terutama  hanya  untuk barang-barang standard atau seragam). Apabila barang2 yang  akan  dibeli mempunyai kergaman dalam spesifikasi, maka hanya beberapa  bagian  contoh (sample) saja yang perlu diperiksa. Tetapi barang-barang   yangtidak standard, perlu dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh   terhadap barang-barang yang akan dibeli. 
Pembelian   memerlukan deskripsi atau spesifikasi secara tertulis maupun lesan   untuk usulan barang-barang yang akan dibeli. Terutama apabila jumlah   pemasok lebih dari satu,  pembeli memerlukan informasi yang dapat   dipergunakan sebagai dasar seleksi. Seringkali deskripsi perlu   dilengkapi dengan garansi atau sertifikat untuk lebih meyakinkan   pembeli.
- Pengambilan keputusan
Setelah   informasi cukup diperoleh, maka langkah berikut adalah untuk melakukan   pemilihan terhadap pemasok yang dapat memenuhi kebutuhannya. Misalnya   kualifikasi pemasok dalam hal pengalaman, kepercayaan kemampuan, maupun   keahlian adalah aspek yang perlu dipertimbangkan pada proses  seleksinya.  Teknik evaluasi terhadap pemeriksaan fiksi barang serta  analisa biaya  dan manfaat dilakukan untuk mempertimbangkan setiap  usulan penawaran.  Bagian pembelian atau bagian otoritas dengan usulan  bagian produksi atau  teknis mempunyai wewenang mengambil keputusan  pembelian tersebut.  Prosedur ini dilakukan terutama untuk perlakuan  pembelian yang tidak  rutin (pembelian baru atau pembelian modifikasi).
- pelaksanaan pembelian
ada   beberapa kegiatan yang perlu dilakukan pada proses maupun setelah   keputusan pembelian diambil. Yaitu melakukan negosiasi kontrak dan   pengiriman barang. Pada umumnya, pembelian barang-barang industrial   memerlukan kontrak yang perlu dirundingkan terlebih dahulu. Diperlukan   kesepakatan (secara tertulis atau lesan) yang mengikat atas transaksi   atau perubahan-perubahan yang kemungkinan  dapat terjadi. Dan kemudian   diperlukan keyakinan bahwa barang-barang yang dibeli akan dikirimkan   sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. 
G. Pendekatan dalam pembelian industrial
Terdapat dua pendekatan dalam mempelajari loyalitas merek.
·         Pertama  pendekatan instrumental conditioning, yang memandang bahwa pembelian  yang konsisten sepanjang waktu adalah menunjakkan loyalitas merek.
·         Pendekatan  kedua yaitu didasarkan pada teori kognitif. Perilaku itu sendiri tidak  merefleksikan loyalitas merek. Loyalitas menyatakan komitmen terhadap  merek yang mungkin tidak hanya direfleksikan oleh perilaku pembelian  yang terus menerus.
Assael (1992) mengemukakan empat hal yang menunjukkan kecenderungan konsumen yang loyal sebagai berikut :
1.      Konsumen yang loyal tehadap merek cenderung lebih percaya diri pada pilahannya.
2.     Konsumen yang lebih loyal mungkin merasakan tingkat risiko yang lebih tinggi dalam pembeliannya.
3.     Konsumen yang loyal terhadap merek juga lebih mungkin loyal terhadap toko.
4.     Kelompok konsumen yang minoritas cenderung untuk lebih loyal terhadap merek.
Sementara  store loyalty perilaku konsistennya adalah dalam mengunjungi toko  tempat konsumen bias membeli produk yang diinginkan. Jika dalam  loyalitas merek mereka loyal karena mereknya, dalam loyalitas toko  mereka loyal karena kualitas pelayanan yang dibelikan oleh pengelola dan  karyawan.
Mowen (1955)  brand loyalty is defined as the degree to which a customer holds a  positive attitude toward a brantl, has a commitment to it, and itends to  continue purchasing it in the future as such, brand loyalty is directly  influenced by the customer satisfaction dissatisfaction with the brand.
Yang  mempunya arti bahwa loyalitas merek didefinisikan sebagai tingkatan  dimana pelanggan memiliki sifat positif terhadap suatu merek, memiliki  komitmen dan cenderung untuk terus melanjutkan membeli produk dengan  suatu merek tertentu dimasa yang akan datang. Dengan demikian, loyalitas  merek secara langsung diperngaruhi oleh kepuasan / ketidakpuasan  pelanggan terhadap merek tertentu.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar